Search

Wednesday, August 4, 2010

COMMUNITY DEVELOPMET

COMMUNITY DEVELOPMET
(Studi Kasus Pada Perusahaan ExxonMobil Indonesia di Kabupaten Bojonegoro)


Industrialisasi senantiasa menjadi sebuah dilematis tersendiri bagi sebuah Negara. Dalam perkembangannya, industrialisasi menimbulkan dua dampak yang saling berkaitan. Secara positif, industrialisasi mempercepat pertumbuhan ekonomi secara nasional bagi sebuah Negara. Namun, di satu sisi industrialisasi menimbulkan dampak negative. Industrialisasi acapkali juga berimbas kurang signifikan bagi sebagian masyarakat. Khususnya masyarakat lapisan bawah yang rentan secara social dan ekonomi.
Perkembangan industri, khususnya industri ekstraktif seringkali menimbulkan kerusakan lingkungan dan ketimpangan social. Masayarakat local seringkali tidak mendapatkan akses untuk turut berpartisipasi. Mereka lebih sering menjadi penonton terhadap proses industrialisasi yang ada disekitar lingkungannya. Industrialisasi yang berdampak negative bagi masyarakat disekitarnya, memerlukan perhatian yang serius. Sebuah konsep diperkenalkan untuk mengatasi fenomena tersebut. Konsep tersebut adalah CSR (Corporate Social Responsibility). CSR diyakini mampu meminimalisir dampak negative dari sebuah proses industrialisasi. Selain itu adanya kebijakan CSR yang dirumuskan suatu Negara terhadap perusahaan ekstraktif, menunjukkan bagaimana penting dan signifikannya persoalan industrialisasi dalam pembangunan.
Tulisan ini selanjutnya akan membahas persoalan CSR yang diterapkan oleh perusahaan ekstraktif. Pembahasan dilakukan berdasarkan studi kasus pada perusahaan ExxonMobil Indonesia di Kabupaten Bojonegoro.

Pendahuluan
Perkembangan industri dimulai sejak abad ke 18, yakni saat revolusi industri, semakin hari industri semakin mengalami kemajuan. Majalah Bussiness Week (edisi 10 Juli 2000) melaporkan bahwa pada tahun 1999 terdapat 100 kekuatan ekonomi terbesar di dunia berada di tangan-tangan industri global. Secara sederhana industrialisasi didefinisikan sebagai pembangunan ekonomi melalui transformasi sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan. Dalam kajian sosiologi, industri adalah bagian dari satu sistem masyarakat yang terintegrasi bersama unit-unit masyarakat lain dalam satu komunitas. Oleh sebab itu pola hubungan yang saling mempengaruhi anatara industri dan masyarakat bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Artinya kehadiran industri ditengah-tengah masayarakat akan mempengaruhi perkembangan masyarakat itu sendiri, baik secara sosial, ekonomi dan lain-lain. Demikian juga halnya dengan industri, dimana kelangsungan industri sangat tergantung dari penerimaan masyarakat setempat.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa antara industri dan masyarakat terdapat hubungan yang timbal balik. Oleh karena itu, antara industri dan masyarakat harus menciptakan suatu bentuk hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian, banyak terjadi keberadaan industri memberikan dampak negative pada kehidupan masyarakat seperti adanya bencana lingkungan dan bencana kemanusiaan akibat aktivitas eksploitasi migas juga di Sumatera Selatan, menyebabkan pencemaran sungai maupun sumber air masyarakat oleh minyak mentah, bahkan lumpur minyak, kebakaran hutan dan kebun, kerusakan ekosistem hingga kematian manusia. Contoh lain adalah pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh industri-industri di Surabaya. Pembuangan limbah industri-industri tersebut ke sungai berdampak pada kehidupan masyarakat. Akibat sungai yang telah tercemari limbah pabrik, maka kualitas air sumur masyarakat menjadi jelek. Hal ini membuat masyarakat sering terkena penyakit kulit bila mandi dengan air yang berasal dari sumur tersebut. Dari bebearapa contoh kasus diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya industri semakin menyengsarakan masyarakat. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus, karena akan mengganggu hubungan antara industri dan masyarakat. Padahal, kemampuan industri untuk beradaptasi dengan masyarakat di sekitarnya menjadi salah satu prasyarat eksistensi industri (Scehneider; 1993: 107).
Sebuah konsep yang akhir-akhir ini sering dibicarakan dalam usaha untuk menciptakan hubungan yang baik antara industri dan masyarakat adalah CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat. Eksistensi CSR di Indonesia mendapatkan perhatian yang sangat mendalam. Hal tersebut diwujudkan dengan lahirnya Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan diwajibkan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan sumber daya alam (ekstraktif). Oleh karena itu program CSR merupakan salah satu kebijakan dalam pengelolaan perusahaan.
Landasan Teoritik
CSR merupakan strategi simbiosis antara perusahaan dengan masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraan bersama melalui dedikasi dan peran sosial perusahaan sehingga tercipta harmonisasi yang saling menguntungkan
Program program yang di ciptakan oleh csr suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan kemandirian bagi masyarakat untuk dapat berkembang seiring dengan laju nya pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu program csr yang diterapkan adalah yang berorientasi kepada community development (comdev)atau pemberdayaan masyarakat
Comdev adalah sebuah program yang mengaku pada pembangunan berkelanjutan. comdev adalah bentuk tanggumg jawab sosial perusahaan yang di landasi oleh motivasi kewarganegaraan dimana di dasari semangat pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial. Tujuan nya adalah untuk mencari dan mengatasi akar masalah. Oleh karena itu comdev biasanya di arahkan pada proses pemberi kekuasaan,peningkatan kekuasaan atau penguatan kemampuan para penerima pelayanan (subarto , 2007:110)
Exxonmobil sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi sumber daya alam, melakukan csr sesuai yang diatur dalam undang undang perseroan terbatas 2007. CSR yang di kembangkan oleh ExxonMobil bersifat comdev. Comdev yang dilakukan oleh ExxonMobil didasari oleh prinsip „Pengembangan dan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkelanjutan Berdasarkan Potensi Nilai dan aspirasi Masyarakat. Dengan demikian semua program comdev yang dilakukan harus sesuai dengan potensi dan keinginan masayarakat.
Prinsip dan nilai adalah kaat kunci utama bagi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan kapasitas, terutama ketika memperhitungkan partisipasi. Pada prinsipnya, comdev adalah rencana pembangunan secara setahap demi setahap bagi semua aspek komunitas (ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya). Prinsip-p[rinsip comdev yang efektif adalah (Smith and Farnk, 1999: 5-7) :
• Sebuah usaha dalam waktu panjang
• Rencana yang baik
• Menyeluruh dan terintegrasi kedalam sebuah rencana
• Didukung oleh anggota komunitas
• Menguntungkan komunitas
• Kaya pengalaman yang memimpin kepada praktek yang terbaik

Pemberadayaan masayrakat adalah suatu proses yang dinamis dan sangat rumit. Oleh karena itu pelaksanaannya tidak bisa dilakukan secara instan.

Bentuk-bentuk comdev yang dilakukan oleh ExxonMobil
Ada tiga pilar utama yang menjadi dasar comdev ExxonMobil. Ketiga pilar tersebut adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Comdev Bidang Pendidikan
• Program MBS
Program manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah program yang mempunyai berbagi macam sistem dan cara pengajaran. Pengajaran manajemen berbasis sekolah dalam pelaksanaannya meliputi cara mengajar yang melibatkan semua kalangan sekolah. Contohnya dengan melibatkan orang tua/ wali agar merekaterlibat dalam kegiatan sekolah. Selain itu dalam program ini juga terdapat sistem belajar mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan murid. Interaksi tersebut diharapkan dapat menciptakan ruang publik yang dapat mengangkat pendapat maupun pengetahuan dari masing-masing individu. Sistem mengajar ini juga dimantapkan dengan adanya pembelajaran kelompok yang dapat membuka peluang bagi para anggota kelompok untuk menggali pengetahuan dan juga melatih solidaritas diantara mereka.
Salah satu sekolah yang mengikuti program ini adalah SD Gayam 1 Kecamatan Ngasem. Teknis pelaksanaan pelatihan ini adalah dengan membagi sekolah-sekolah dalam cakupan gugus. Pelaksanaan program ini adalah hasil kerjasama anatara ExxonMobil dengan beberapa pihak, antara lain Bappeda, Dinas Pendidikan dan UNICEF. Dalam program ini ada tiga jenis pelatihan. Pertama, pelatihan manajemen yang dikhususkan kepada para kepala sekolah, perwakilan satu guru untuk masing-masing sekolah dan satu perwakilan dari elemen masyarakat. Kedua, pelatihan yang diikuti oleh para guru sekolah masing-masing. Ketiga, pelatihan tingkat sekolah yang dilaksanakan oleh pengurus internal masing-masing sekolah. Sasarannya anatara lain para wali murid, aparatur desa dan semua elemen masyarakat untuk diajak ikut serta mengikuti jalannya program pembelajaran dan kemajuan desa di bidang pendidikan.
• Program Stop over Banyu Urip
Program ini adalah penyediaan fasilitas berupa mobil keliling yang berisi berbagai fasilitas untuk mengembangkan wawasan di berbagai bidang. Mobil ini dilengkapi oleh buku-buku dan fasilitas audio visual yang dapat digunakan untuk melihat beberapa film pengetahuan. Sasaran program ini adalah semua elemen masyarakat.
• Program Pendidikan Holistik Berbasis akarakter
Program ini adalah program pelatihan pendidikan holistik yang berbasiskan karakter bagi guru-guru TK. Hasil dari pelatihan sendiri adalah materi yang didapatkan mengenai bagaimana melejitkan kemampuan anak tetapi masih berbasiskan karakter dasar. Salah satu se3kolah yang mendapatkan pelatihan ini adalah TK ABA yang terdapat di kecamatan Kalitidu.
• Program Women and Girls Education Initiative
Women and Girls Education Initiative merupakan program yang dikhususkan untuk memberdayakan perempuan dan remaja putri yang ada disekitar ExxonMobil, karena sumber daya yang mereka miliki memang masih rendah. Beberapa program yang ditawarkan dalam program ini antara lain pelatihan bahasa inggris dan komputer.
Comdev Bidang Kesehatan
• Renovasi Puskesmas
Program ini dilakukan untuk memperbaiki gedung puskesmas dan penyediaan alat-alat kesehatan serta obat-obatan yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat luas. Selain itu program ini juga memberkan sosialisasi perilaku hidup sehat dan bersih bagi petugas kesehatan. ExxonMobil juga membantu menyediakan tenaga medis seperti bidan dan perawat harian yang ditugaskan di puskesmas-puskemas yang ada disekitar ExxonMobil.
• Program PKPO
Tujuan program ini adalah memberikan pelatihan di bidang kesehatan dengan melibatkan semua kalangan masyarakat sekitar. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan tentang hidup sehat.
• Revitalisasi Pasca Banjir
Program ini bertujuan untuk membantu para korban banjir yang terdapat di wilayah ExxonMobil.
• Pembangunan Poli Bersalin
Tingginya angka kematian ibu hamil saat proses persalinan menjadi permasalah serius yang perlu segera ditanggulangi. Seringkali masalah ini disebabkan oleh jauhnya wilayah perkampungan dengan pusat pelayanan kesehatan, terutama yang menangani ibu hamil. Hal inilah yang melatarbelakangi ExxonMobil membantu menyediakan poli bersalin untuk masyarakat yang ada disana. Fasilitas ini dibangun setiap cluster, setiap satu cluster ada satu poli bersalin.
Comdev Bidang Ekonomi
Comdev bidang ekonomi yang dilakukan oleh ExxonMobil dibagi menjadi dua sub bagian. Pertama, adalah program LP2M (Lembaga Pengautan Perempuan Mandiri). LP2M ini terdiri dari beberapa program yaitu :
• Program Mikro Kredit
Program ini bertujuan memberikan kredit mikro bagi para ibu rumah tangga yang ditujukan sebagai modal awal dalam usaha wiraswasta mereka. LP2M menyediakan pinjaman uang bagi siapa saja yang tertarik untuk mengembangkan usaha rumahan yang telah ada sebelumnya, namun kurang mengalami kemajuan dikarenakan tidak adanya modal.
• Pemberadayaan Ekonomi dan Peningkatan Usaha Rumahan
Program ini adalah bantuan pengembangan usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya dalah usaha perkebuanan bunga rosella. Selama ini bunga rosella dibiarkan begitu saja, tetapi kemudian ExxonMobil melalui LP2M membantu para petani untuk mengembangkan bunga rosella. Bantuan mulai dari cara penanaman yang baik, perawatan pasca tanam, sampai pada proses pengemasan yang menarik sehingga hasilnya dapat dipasarkan dengan harga jula yang tinggi. Beberapa hasilnya sudah dimodifikasi menjadi ramuan teh merah untuk pengobatan alternatif berbagai penyakit, diolah menjadi makanan ringan seperti manisan, jenang, sirup dan lain sebagainya.
• Pengadaan Koperasi Jajanan
Program ini digunakan sebagai jejaring untuk menarik minat warga luar untuk membeli hasil produksi yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang ada disekitar ExxonMobil.
• Program Pendampingan Masayarakat
Program ini adalah program pendampingan perempuan dengan memberikan mereka berbagai pengetahuan agar adapat meningkatkan bergaining power perempuan di lingkungan masyarakat.

Selain LP2M comdev bidang ekonomi yang dilakukan oleh ExxonMobil ada juga program pelatihan. Program ini terdiri dari tiga macam pelatihan. Pertama, pelatihan manajemen usaha. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat dalam hal manajemen atau pengaturan usaha yang dimiliki oleh masyarakat agar mengalami kemajuan. Kedua, pelatihan pengelolaan keuangan. Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam mengatur pengelolaan keuangan yang mandiri dan modern. Ketiga, pelatihan pembukaan usaha baru. Pelatihan ini adalah pelatihan yang berusaha menumbuhkan kepekaan pada masyarakat dalam membuat peluang-peluang usaha baru pada para penduduk agar tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah/

Community Development : Antara Idealita dan Realita
Konsep pemberdayaan masyarakat di daerah industri, dapat dilihat dalam tiga aspek. Pertama, pemberdayaan dengan menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat lokal dapat berkembang. Kedua, pemberdayaan untuk memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masayarakat lokal. Penguatan potensi ini dilakukan melalui peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta akses terhadap sumber-sumber ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat dengan cara melindungi dan mencegah terjadinya kesenjangan dan ketidakseimbangan serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang maju dan yang belum berkembang.
Penguatan potensi masayarakat lokal telah diwacanakan oleh pihak ExxonMobil dalam pemberdayaan masayrakat. ExxonMobil memberikan bantuan berupa bibit dan pupuk bagi para petani disekitarnya. Hanya saja bantuan yang diberikan tersebut kurang sesuai dengan kebutuhan masayarakat di masa yang akan datang. Telah diketahui bersama bahwa beberapa tanah pertanian masyarakat sekitar lokasi pengeboran mainyak telah dibeli dan sebagian disewa oleh pihak ExxonMobil sendiri untuk keperluan proyek. Sehingga pemberdayaan masayarakat dibidang pertanian yang dilakukan oleh ExxonMobil adalah sesuatu yang kurang tepat.
Sebenarnya bukan sesuatu yang mudah bagi ExxonMobil untuk mengembangkan potensi masayarakat. Hal ini dikarenakan satu-satunya potensi yang dimiliki oleh masayarakat sekitar adalah pertanian. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan masayarakat, sehingga pertanian menjadi sumber penghidupan utama. Selain pertanian ada juga potensi lain yang dimiliki oleh masayarakat, yaitu berternak. Tetapi peternakan juga tidak bisa tidak bisa diandalkan, sebab rata-rata ternak yang ada bukan milik mereka sendiri.
Berangkat dari kenyataan tersebut, seharusnya ada beberapa program comdev yang dapat dikembangkan oleh ExxonMobil. Pertama, pemberdayaan dibidang pertanian dapat dilakukan dengan memberikan areal persawahan baru yang memiliki karakteristik sama dengan sawah mereka yang telah berubah menjadi ladang minyak. Program comdev dibidang pertanian tidak hanya sekedar memberikan sawah baru, tetapi juga mengajarkan kepada mereka teknik-teknik pertanian yang lebih modern sehingga hasil produksi akan lebih maksimal.
Kedua, melalui pemberdayaan di bidang peternakan. Dalam program ini selain memberikan hewan ternak, masayarakat diberi pengetahuan tentang cara berternak yang baik sehingga memililiki daya jual yang tinggi.
Ketiga, comdev dilakukan dengan memberi kesempatan beasiswa kepada anak usia sekolah yang ada disekitar ExxonMobil. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pendidikan masayarakat. Harapannya agar masyarakat dapat mencari pekerjaan lain di luar bidang pertanian.
Keempat, comdev dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan usaha baru. Hal ini juga telah menjadi rencana comdev ExxonMobil dibidang ekonomi. Tetapi hal ini juga tidak mudah, sebab mentalitas masayarakat sudah terbentuk sesuai dengan mentalitas masayarakat pertanian yang cenderung bersifat fatalistik. Untuk lebih memudahkan adaptasi masayarakat dalam proses transisi dari pertanian ke perdagangan dapat disiasati dengan membuka usaha-usaha yang masih berhubungan dengan pertanian. Usaha agrobisnis seperti pembuatan pupuk kandang dan pupuk kompos dapat dijadikan alternatif bagi masayarakat. Hal lain yang dapat dilakukan adalah membuka usaha produksi susu perah. Sebelum melakukan hal tersebut, tentunya comdev yang terlebih dahulu dilakukan adalah peternakan sapi perah.
Kelima, comdev dapat dilakukan dengan memberikan bantuan modal berbentuk uang tunai kepada masayarakat yang ingin membuka usaha sendiri. Modal tersebut dapat dibagikan seacara cuma-Cuma atau dalam bentuk kredit berbunga rendah. Comdev ini diberkan pada masyarakat yang sudah terlebih dahulu memiliki kemauan dan kemampuan berusaha. Jenis usaha yang dapat dikembangkan disekitar industri migas anatara lain, penginapan, kos-kosan, warung atau rumah makan, laundry baju dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagi berikut :
• Program comdev yang dilakukan oleh ExxonMobil terdiri dari tiga pilar yaitu pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.
• Program comdev yang dilakukan oleh ExxonMobil secara teknik sudah sesuai dengan prinsip comdev, namun dalam kenyataannya masih belum berhasil secara maksimal. Hal ini karena masih ada beberapa program comdev yang masih belum tepat sasaran.
Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang dapat digunakan agar comdev yang dilakukan oleh ExxonMobil menjadi lebih baik lagi, yaitu:
• Sesuai dengan konsep comdev yang sebenarnya, hendaknya usaha yang dilakukan oleh pihak ExxonMobil dalam rangka memberdayakan masyarakat disekitarnya adalah benar-benar menacari dan menggali potensi masayrakat setempat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat suatu ruang publik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat sekitar ExxonMobil sehingga pihak pelakasana program bisa menemukenali permasalahan yang dihadapi dan selanjutnya dapat melakukan perencanaan. Begitu juga dalam perencanaan yang akan dilakukan juga melibatkan masayarakat. Pada akhirnya masyarakat tahu dengan jelas apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak hanya merasa sebagai obyek percobaan oleh ExxonMobil.
• Sejauh mungkin, usaha pemberdayaan masyarakat oleh ExxonMobil harus mengedepankan prinsip-prinsip dan nilai-nilai comdev yang sebenarnya. Salah satunyanya adalah harus terintegrasinya prinsip sustainable development dalam semua aspek program pemberdayaan masyrakat. Hal ini pada akhirnya dapat membuat goal dari perusahaan dan exspectation dari masayarakat dapat sama-sama tercapai dan terlaksana dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani, Dian, S.Sos,dkk. 2008. Laporan Kuliah Kunjungan CSR. Surabaya : Universitas Airlangga.
Kusumawardani, Dian, S.Sos. 2009. Corporate Social Responsibility. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
Mashud, Mustain, Prof. Dr. 2008. Bahan Kuliah CSR. Surabaya : Universitas Airlangga.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility : From Charity to Sustainability. Jakarta : Salemba Empat.
Suharto, Edi, Phd. 2007. Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Bandung : Rafika Adi Tama.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing.

No comments:

Post a Comment